Acara Syukuran Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Pegunungan. Dokumen Istimewa, (Babi untuk barapen).
Oleh : Benyamin Lagowan
Ini bukan soal habiskan anggaran APBD, karena tidak semua acara barapan bersumber dari APBD. Ada juga sumbangan sukarela dan kerja keras masyarakat.
Ini bukan soal habiskan anggaran saja, tapi merupakan simbol persatuan masyarakat Koteka.
Ini bukan soal hanya habiskan anggaran semata, tapi ini soal memberi makan skala besar kepada masyarakat yang telah kerja keras selama pesta Pemilu. Sebagai bentuk penghargaan karena seorang bigman sejati orang Papua tahu bagaimana cara berterima kasih kepada masyarakatnya.
Ini bukan semata soal habiskan anggaran saja, karena ini mrp bentuk pelestarian dan penghormatan terhadap praktik dan nilai2 budaya masyarakat Papua yang barangkali tidak ada di belahan dunia lain.
Ini bukan hanya soal mengabiskan anggaran, sebab dengan barapen, ekonomi masyarakat kecil bisa terbantu. Ada stimulasi dan feedback positif bagi pemilik ternak babi, nota sayuran dan lain-lain.
Sekali lagi, maaf bos, ini bukan soal mengabiskan anggaran saja, tapi merupakan wujudnyata penghormatan tertinggi relasi terhadap, leluhur dan pencipta bersama masyarakat.
Dan sekali lagi, ini bukan soal habiskan anggaran, tapi upaya memenuhi gizi dengan pangan lokal bergizi dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat. Bukan oleh Pemerintah, dari pemerintah untuk pemerintah.
Terakhir dan kunci yaitu ini soal harga diri anak koteka, anak gunung.
Ingat, jangan sampe stigma bilang bakar batu habiskan anggaran, tapi anggaran justru habis dikorupsi. Lebih baik mana: kasih makan rakyat lalu dituduh korupsi, atau kasih makan pejabat, dan keluarga pejabat saja lalu korupsi.?
Kalo Meepago tidak mau Barapen silahkan. Lapago gaspollll.
"Kalo budaya pemimpin orang gunung itu, makan sedikit saja, yang lain itu buang kiri-kanan. Jangan makan semua sendiri."
(Dr. John Tabo, SE.MBA)
(*)