Foto Istimewa
Agus||photo, Sanset Hutan dan Alam Papua. Tanjung gunung buper, bukit berangin
JAYAPURA PAPUA, WENEHANOWENE.COM-
Gambar yang diatas ini merupakan sebuah gambar yang sangat istimewewa hasil Karya saya di alam bebas yang begitu indah di sebuah tempat, Buper bukit berangin Kelurahan heram Prunmas III Waena, Jayapura Provinsi Papua, 19 Desember 2024. Suasa Sore hari yang begitu indah.
Pada dasar nya dengan sebuah judul yang saya ambil. Merupakan bagian dari sebuah rasa kasih yang besar terhadap sesama, tetapi bagaikan dengan konteks secara keseluruan yang sering kali dengar, terjadi pada umumnya di papua.
Sering kali bersama-sama ketahui bahwa secara terstruktur pada lebel I dan II situasi sangat tidak baik-baik saya, sebuah isu-isu yang terjadi dimana, merupakan suatu ketidak adilan sebuah kebenaran membungkam yang telah diungkap oleh para kaum komunis, tetapi itulah menjadikan salah satu persoalan besar yang harus catat sebaik-baiknya. Hanya begitu saya, lalu dibungkam secara paksa melalu lapisan dari berbagai birokrat sampai Aparat TNI/Polri.
Pada hakikihnya muncul sebuah pemaksaan pembungkaman penyebabnya akan selalu hadir konflik Eksternal dan Horinzontal membungkan, dibubarkan, dibalkan secara paksa dan perlahan.
Sebuauh kebenaran menjadikan sebuah persoalan atau permasalahan yang sepelah sulit dipandang oleh berseblahan semata-mata oleh manusia.
"Kenapa kau benci aku dan dia bagaikan semua akan perlahan masuk melawan, Selayaknya musti mengetahui bersama bahwa ini tentang kesatuan dan persatuan, Mencakup berkaitan dalam kesatuan yang satu. Kami adalah sodarah, satu kesatuan persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)."
Tetapi sayangnya semua hanyala ilusi Membungkam kebenaram persepsi soal saya dan dia yang perna ungkap, bahkan diteror, diancam, diintimidasi, sampai nyawa saya dan dia pun terancam.
Persoalan dalam membangun kesatuan persatuan, pemerataan, kesetaraan terlaksana dengan baik secara keseluruan-nya bagaimana keluh & kesah ku yang tidak akan perna terlaksana dengan baik sesuai kebutuhan yang diharapkan selama ini, seterusnya, dan berkelanjutan masa ke masa.
"Bagimana dengan Pancarasila Mengatakan sila ke 2. Kemanusiaan yang adil dan berada 3. Persatuan Indonesia dan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, ini hanya sebuah menjadikan tempelan tidak berlaku dengan baik. Menjadi pertanyaan besar semua dipendam, dan dipedamkan."
"Cukup ambil lah kekayaan Alamku, Cukup rampas sumber kehidupan, Jangan mengancam nyawa saya lagi,"(*)