"PERJALANKU MASIH JAUH, BERGANDENGAN TANGAN. MARI BERSAMA-SAMA"
Sejatinya dengan begitu misteri untuk bertahan merantau. jauh dari orang, tua dan, sanak sodara terkasih-nya. terlebih khususnya keluarga. Di kampung halaman ku. Merantau di negeri/kota orang. Mencari sekertas butir kecil yang untuk menamai-nya belakang yaitu. Gelar, suatu penghargaan yang dibawakan pulang kampung halamanku.
Tetapi sangat sadis, dengan situasi & perkembangan yang terjadi kampung halamanku, begitu banyak isu-isu yang meragukan hati, dan pikiran. Bahkan segala bentuk barang tempat makin terdekat akan memiliki orang lain, dengan cara yang sederhana, & pelan-pelan akan mendekati.
Bahkan itu pun, tidak tau sorang lelaki/perempuan mempunyai tempat sendiri, sangat menhanyutkan hati, dan pikiran. bahkan setiap hari berfikir saya akan kemana, nantinya akan terjadinya sebuah plocoran itu.
"Wahaiii.. Keluarga tercinta. Ayah, Ibu, sanak sodaraku, sehat selalu di kampung halamanku"
Tak lupa untuk menyusukuri dengan segala, skala, perkara, yang ada. Bahkan dengan konsekusnsinya begitu, banyank tantangang yang selalu dihadapi, namun dengan segenap, hati dan jiwa raganya. Memaklumi. dengan situasi yang ada.
Merumuskan sebuah perjalanan-nya, begitu sangat panjang dan berliku-liku dengan tentangan itu. Namun semesti dengan problem yang ada, spiritualnya mau dan tidak ditangungkan dengan secara paksa karena waktu, dan kesempatan penentuan utama menjamin sebuah pengabdian, begitulah dengan yang ada. Untuk meraih sebuah impian & cita-cita nya.
Semestinya menaluri dengan secara lurus dengan, kemampuan yang ada. Dengan kesempatan untuk berbuat hal-hal, guna untuk mengembangkan diri untuk maju, bersamaan waktu, kesempatan emas yang didapatkan.
Sungguh Luar Biasa, sayangnya seorang anak rantau tidak perna bilang sakit, lapar, dan lainya. agar hidup di merantauan ini. dengan sejenak, bisa merasakan sebaik-baiknya, agar. Menjadikan dirinya sendiri lebih kuat, belajar hidup mandiri, untuk melatih di massa yang mendatang. bahkan, sakit, lapar bertahan dengan. Air mata yang begitu menetes, Walaupun Lapar bertahan dengan. Hati yang kuat, terharuhnya, begitu tahan dengan sekuat-kuat. karena dari situlah akan, mengerti jika bagaimana rasa capeh, sakit yang perna mengalami dengan secara alamia masing-maisng. Hanya satu kata yang mengunakan dan memperkuatkan hati dan batinya. Memohon kepada tuhan.
"Katakanlah" :
"Tuhan tolonglah membukakan, hati dan pikiranmu, datanglah kepada, ku memberih semangat hidupmu yang baru dan berikan kekuatan agar, esok hari, semuanya itu akan di kabulkan dengan waktu yang singkat Amin"...............
Tak perna bosan untuk, bergandengan tangan dengan sesama mereka seorang anak rantau, untuk berjuang tanpa lelah untuk berjalan sama-sama. kejar impianmu , selesaikan dengan secara target, namun dengan begitu penghasilan seorang keluarga yang begitu sederhana. Kadang putus dari pertengahan namum itu, bukan dengan secara paksaan tetapi. Bagaimana cara sendiri untuk mengatasi persolan yang akan hadapi itu, dengan cepat atau, mampu atau tidak. Akan terjadi, kepada seorang, anak putra/putri. Terjadi begitu dengan cara-cara yang tersendiri. untuk berjuang dengan mati-matian, waktu yang pas, akan berakhir disana.
"Pencitraan Jalan Tua. Mega Abe Pura"
Merekalah mempunyai salah satu tempat, atau tokoh yang bernama. SAGA ABE PURA, Disitulah tempat bermain setiap, pagi hari sampai malam. bahkan disitulah, kebun/kandang. semua kebutuhan mu, akan terselesaikan dari tempat yang sederhana, disitulah. Sebuah tempat disitu juga. Menjadikan tempat yang sentral untuk mencari. Kebutuhan keseharian bahkan, kebutuhakan kampus.
Semua tentang itu. Hanya, menjaga kendaraan roda (empat) maupun roda (dua). menjaga, disusukan dengan cara susunan, hasil dari pada intinya, dengan pengembalian mendapatkan sebuah rupiah. Uang Rp ; 1000 (seribuh) & 2000 (duaribuh) bakan mobil pun harga yang sama 2000 ( duaribuh ) kadang ( 4000 (empat ribuh). sekali keluar, dari tempat parkiran itu, hasil dari keseluhan semuanya, dikumpul semua. untuk, mengunakan kebutuhan, lainya.
Ada sebuah keseruhan pula, sedih namun yang sudah mengalami, dan terbiasah tak terasah cape/malu dengan pemikiran atau penglihantan orang, Mereka tetaplah bergandengan, bagadang mencari semua arti dari kisah nyata, itu bahkan, pelajari -pelajararan baru ber-Nongrong disana.
Wahai anak rantau, sehat-sehat selalu. yaaaa....
"Coretan Anak Rantau"